“Aku hanyalah binatang malang yang terbuang dari sekumpulan binatang
jalang. Aku lebih dari seorang bajingan. Aku tak kurang dari seorang pecundang.
Dan aku layak tuk di anjing-anjingkan.”
Itulah semboyanku menjalani kerasnya hidup
ini. Karena apa? Aku tak bisa seperti mereka yang slalu bahagia, ceria, dan
gembira. Aku seorang bajingan karena segala kerasnya dunia malam, kerasnya
dunia luar, dan kenakalan remaja pernah aku alami. Hanya karena pupusnya sebuah
cinta. Meski aku tak tahu apa arti dan makna cinta sesungguhnya.
Dan aku seorang pecundang karena
aku tak mampu berdiri dan kembali lagi ke diriku yang sebenarnya. Entah mengapa
aku trauma dan tak mau merasakan cinta lagi. Aku tak bisa ungkapin rasa cinta
pada seorang gadis, hanya mampu memberikan kasih sayang kepada seorang gadis,
dan menganggap mereka sebagai adik kandung ku sendiri.
Aku merasa hidup di dunia ini
hanya sebagai pelengkap. Tidak ada gunanya. Tidak ada manfaatnya. Dan hanya
mengotori dunia ini.
Aku pernah berjanji pada diriku
sendiri apabila q dapat mengungkapkan rasa cintaku, aku belum bisa berubah.
Karena seorang pendamping hidupku lah yang mampu merubah segala peri
lakuku. Karena setiap aku temui dia, aku
bisa mengurangi rokokku. Karena aku tidak mau pendamping hidupku menjadi
perokok pasif, karena bahaya perokok pasif lebih besar dari pada perokok aktif.
Karena seorang pendamping
hidupku, aku bisa berhenti minum-minuman keras. Karena uang untuk beli minuman
bisa di gunakan untuk membelikan sesuatu yang sangat berarti untuknya. Dan
minuman keras hanya memberiku kebahagiaan sesaat, namun seorang pendamping bisa
memberiku kebahagiaan untuk selamanya.
Karena seorang pendamping, aku
bisa menjaga diriku dengan baik karena aku tak mau meninggalkan dia. Apa bila
aku tak bisa menjaga diriku dengan baik, aku khawatir dia kenapanapa karena aku
tak bisa menjaganya.
Huft, tapi kapan aku bisa
mendapatkan pendamping hidup? Mengungkapkan rasa cinta aja tidak bisa. Apakah
ada yang mau mendampingi seorang mantan bajingan dan pecundang seperti aku????
By.agungkurniawan_senandunglirih_generasiFrustasi.
0 komentar: